About Me

Medina Rachmania Yuniar Seorang gadis biasa yang sedang berusaha menjadi luar biasa

Cerpen: Gara-gara Nemu HP

14.51 0 Comments A+ a-



Gara-gara nemu HP
Begitu mudahnya bagi seorang perempuan yang berparas cantik di sekolah dekat dengan anak laki-laki, sangat populer sehingga setiap berjalan ke setiap sudut sekolah selalu saja ada yang memanggil namanya. Tak hanya satu atau dua orang, semua anak-anak disekolah yang cantik pasti seperti itu . membuat gadis pendiam yang bernama Irene yang masih duduk di kelas 11 ini sering merasa tidak PD (Percaya Diri) atau bahkan iri melihat teman-temannya yang cantik itu. Irene(dibaca Airin) memiliki fisik yang terbilang biasa-biasa saja, dibilang jelek juga sepertinya tidak.
“ Rin, kamu deket sama cowok ga disekolah?” tanya  Sang Ibu yang penasaran dan setengah  menggoda
“ enggak deket sama cowok mah.”
“ Masa sih? Ngobrol pun ga pernah?”
“ Ya kalo ngobrol mah ngobrol, tapi ga ada yang deket.” Ujar Irene menanggapi sang Ibu yang agak kaget.
Bagaimana bisa dekat dengan cowok, Irene ini tipikal orang yang canggung berinteraksi dengan lawan jenis. Tidak semua sih, ada beberapa yang mencoba mengajak ngobrol Irene, bisanya orang-orang yang suka melucu/lawak dikelas. Tapi tetap saja yang seperti itu hanyalah sebagian kecil, mungkin kalau di persen kan dikelas hanya ada 1% dari 24 orang murid cowok dikelas yang bisa membuat Irene tidak canggung ketika mengobrol .
 Merasa ingin menumpahkan sesuatu yang ada dalam pikirannya , Irene suka berbagi perasaan kepada temannya, salah satunya Ital .
“ Tal akumah suka iri tau ngeliat anak-anak cewek yang cantik mesti gitu banyak yang suka. Minta nomer hape lah, nama facebook/ twitter, pin bb malah ada yang ngajak kenalan langsung.” Curhat Irene kepada sahabatnya.
“ ya itumah biasa lah ngeliat fisik dulu, nggak serius, hubungan kaya gitu ga akan lama”
“iyasih nggak bisa dipungkiri ketertarikan orang itu berasal dari mata dulu baru turun ke hati, tapi tetep aja iri, mereka kan jadi punya cerita-cerita indah masa sekolah buat dibagiin ke anaknya nanti.”
“ iya eh tapi ada loh yang walaupun gak cantik tapi bisa punya pacar, aku juga aneh sama iri, kenapa orang bisa tapi kita gabisa ya?” ucap Ital yang merasakan hal sama seperi Irene.
Kadang kita berfikir seperti itu, mengapa orang yang tak cantik bisa dekat sama cowok bahkan punya pacar. Kita tidak bisa kaitkan bahwa semua orang punya pasangan itu karena melihat fisik. Banyak hal-hal yang mungkin lebih membuat nyaman hubungan ketimbang memperlihatkan begitu cantik/gantengnya pasangan kita. Tetapi tetap saja, Irene merasa bahwa alasan dia tidak punya pacar itu apa karena fisiknya yang biasa-biasa saja.
Percuma berdo’a meminta supaya kisah kita seperti di drama-drama kalo dalam kehidupan sehari-hari tidak ada tindakan untuk mencapai apa yang kita inginkan itu. Dikelas, di lingkungan rumah, bahkan di lingkungan  keluarga besar tetap saja Irene merasa canggung dengan lawan jenis. “ pengen rasanya ngelepasin ini semua, ga ada malu sksd(sok kenal sok deket)in orang gitu.” Terkadang ingin sekali kisah hidup dia seperti kisah Ibunya dulu, Di Keluarga, lingkungan rumah dulu, sekarang. Ibunya banyak teman, berhubungan baik dengan orang-orang yang Ia temui.  Bahkan sejak Ibunya SMP sampai Kuliah ada aja yang naksir sama Ibu, temen cowoknyapun banyak .
                Jika sedang ada waktu berkumpul dirumah, Sang Ibu tak pernah habis menceritakan kisah-kisah masa sekolah sampai kuliahnya dulu “ Nih ya waktu Ibu SMP dulu, masa Ibu ditaksir sama temennya Wa Efi padahal dia Akabri, calon Pejabat sampe ngirim-ngirim surat ke sekolah terus ibu diledekin sama temen, wah si Ellin di apelin sama akabri, gitu.” Blablabla cerita sang Ibu dengan semangat. Bahkan sampai sekarang, Sang Ibu adalah tipikal orang yang Supel sehingga bisa dibilang, siapa sih yang gak kenal Ibu Ellin.
―――
“ Sin sin, coba kita lagi jalan gini eh ngeeeng~ ada kaka kelas ganteng ngajakin pulang bareng gitu ya haha.” Khayal Irene memulai saat sedang jalan pulang untuk mencari angkutan umum bareng teman-temannya.
“ ahahah drama banget itumah.” Respon Cindy(Sindi) sambil tertawa
“ pengen banget ??  hwhwh.” Goda Ital sambil tertawa geli
Ketika sampai di jalan raya mereka terpisah karena naik angkot yang  berbeda , dikarenakan arah rumah mereka yang berbeda. Ketika Irene menaiki angkot sekitar  10 menit kemudian ada cowok anak sekolah (entah SMA atau SMK yang pasti warna seragamnya putih abu )yang turun, saat angkot sudah mulai jalan dan menjauh dari  tempat turun anak cowok tersebut ,  Irene baru menyadari bahwa sepertinya Hape Cowok tersebut tertinggal di angkot . Kalau Irene jadi cowok itu mungkin akan merasa panik, dia membayangkan bukan masalah hapenya, tapi data-data yang ada di dalamnya yang  mungkin sangat penting.
Pada saat sebelum cowok itu turun .  Irene dan cowok tersebut duduk bersebelahan tetapi mereka tidak saling lihat . yang cowok lihat terus ke depan Irene hanya mendengarkan lagu di headsetnya..
“ wah, aku ga sempet liat mukanya lagi, ya barangkali kalo sempet ngeliat mukanya tadi bisa gampang ngasihin ini ke dia lagi, tapi aku ambil gak yah ini hape.?” Gumam Irene, bukan bermaksud untuk diambil lalu dijual tapi, ingin mengembalikan kepada pemiliknya tapi Ia masih bingung caranya bagaimana. “Oh iya mungkin bisa aku telpon kontak orang tuanya. Lagian masih satu kota ini lah” Tanpa pikir panjang Irene mengambil Hape itu.
Sesampainya dirumah, dia langsung mengecek hape yang tadi Ia temukan di angkot
“ pasti tuh anak panik banget hapenya ilang, langsung aku hubungin aja deh sekarang, lagian aku takut kalo ga balik ke pemiliknya berarti nanti aku harus mempertanggung  jawabkan ini di akherat, idih serem juga.” Pikir Irene dan langsung membuka hapenya, tapi.... hapenya mati. Langsung irene mengecek port casan-nya , untung saja lubang portnya sama seperti hape miliknya. Bergegas Ia cas hape itu. Sambil di cas, dinyalakanlah hape nya.
“apalagi iniiii, dikunci segala. gimana aku mau ngehubungin orang tua si pemilik hape ini kalau hapenya terkunci.”  Cetus Irene.
Lalu Irene dengan rasa cemas berencana untuk membawa hp itu setiap hari. Barangkali ketemu di angkot walau dengan modal mengingat postur tubuhnya dari belakang.
*drett drett* suara getaran muncul saat Irene sedang menyiapkan buku. Lalu Ia mengecek Hpnya . Tidak ada pemberitahuan apapun , ah pasti hape tu cowok . Ternyata benar, getaran itu berasal dari HP yang sedang Ia cas , ada telepon dari nomor yang belum ada nama kontaknya .
“ Ya halo Assalamu’allaikum. Ini siapa ya?” ucap Irene saat mengangkat teleponnya
“ eh diangkat, ya halo walaikumsallam.  Gue Aidan yang punya hape yang lagi lo pegang. Hape gue tadi kayanya ketinggalan diangkot ya. Gue kira udah dicopot kartunya eh masih aktif, tolong dong balikin hape gue.”
Irene merasa agak canggung dan tak terbiasa mendengar suara cowok
“ oh iya iya ini sengaja gue ambil emang gue niatnya pengen gue kembaliin ,tadinya gue mau hubungin salah satu kontak hape lu nih tapi lu lock.”
“ yaudah nanti kita ketemuan aja dimana nih gue gatau lu anak mana lagi.”
“ dimana ya, gue ga terlalu tau semua daerah disini lagi.”
Akhirnya si cowok itu berinisiatif untuk ketemuan sepulang sekolah, Irene menanyakan pola kunci hapenya tapi tak Ia kasih karena si cowok masih belum percaya sepenuhnya maka dari itu Si cowok hanya menanyakan waktu pulang sekolah Irene , dia hanya bilang besok akan menelpon lagi .
Disekolah Irene menceritakan kepada temannya Ital, Cindy dan Hayi tentang  HP yang Ia temui .
“kalo cowoknya ganteng wih mantep tuh.” Ujar Cindy
“tapi hati-hati juga barangkali itu salah satu modus operasional kriminal, ntar kamu dibawa kemana-kemana lagi.” Hayi memperingatkan
” iya kaya yang di film Taken, ganteng sok baik padahal agen yang suka nyari-nyari mangsa buat Human trafficing. Hih jaman sekarang mah harus pinter-pinter deh biar gak terjebak sama yang kaya gitu-gitu.” Timpal Ital.
Akhirnya sepulang sekolah Irene berinisiatif untuk memberi tahu Aidan agar ketemuan disekolah nya (Irene) saja . Ia berfikir  kalau ada apa-apa bisa minta tolong staff yang masih ada di sekolah. Tapi Ia lupa ketika ingin memberi tahu. Hapenya masih terkunci -_-
Jam 16.45 Aidan menelpon lagi Ia bilang ketemuannya  mau dimana, Irene bilang datang saja kesekolahnya  tapi Aidan tidak tau dimana letaknya . Aidan lalu menyuruh Irene mengaktifkan GPS di HP nya (Aidan) .
“pola kuncinya dulu kayak gimana? Gimana bisa aktifin GPS kalo hapenya terkunci.” Ujar Irene . “gambar dari angka 1-4-5-9-8.
ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡
Itu pasti Aidan pikir Irene. Karena saat itu diluar dekat sekolah ada anak yang memakai baju seragam lain
“Aidan bukan? Nih hapenya.” Dengan tangan yang sedikit basah karena melihat Aidan
“oh lu, aduh syukur banget gue hapenya ketemu. Makasih ya. Ngomong-ngomong... gue duluan ya, udah sore nih. Makasih sekali lagi.” Balas Aidan
*deg deg deg* Sangka Irene,  Aidan mau nanya namanya atau ngajakin bareng. Ternyata, Cuma bilang duluan. Walaupun begitu tetap saja Irene deg-degan karena berbicara dengan lawan jenis apalagi ngomong sama Aidan yang ganteng itu.
Besoknya disekolah teman-temannya bertanya, kemarin ketemu gak, Rin? Dia modus gak? Ngajakin pulang bareng  gak? . semuanya bertanya dengan bergantian.
“Iya ketemu, ganteng tau.. modus? ngajakin bareng? Boro-boro kemaren singkat banget dia langsung pulang cuma bilang duluan. Bahkan dia gak nanya nama aku siapa.” Jawab Irene. Irene berpikir setidak menariknya kah dirinya, ah semua itu sudah biasa Irene rasakan, walaupun sedih tapi tidak akan berujung lama. Irene mencoba untuk berpikir positif , Irene juga pasti akan takut kalau orang baru kenal udah ngajakin pulang bareng, nanyain alamat rumah, minta nomer hape dll. Walaupun ganteng tetapi bukankah jika begitu seperti ada yang sedang “dirancanakan”
“ Gapapa Rin, Kalo dia anak baik-baik, dia ga akan agresif sama orang baru kenal. Kalo misalnya kamu suka sama dia tenang aja, jodoh mah ga akan kemana.” Hibur teman-temannya .
“ Haha apaan sih, suka juga karna ganteng doang bukan pengen pacaran .” Jawab Irene kepada temannya sambil tertawa.
ã…¡ã…¡ã…¡
Benar memang kalo jodoh ga akan kemana. Setelah Irene mengembalikan HP kepada Aidan, mereka jadi sering bertemu, di angkot, di jalan, di mall dan tempat lainnya. Aidan yang suka menyapa duluan, bilang makasih, nanya nama, ngobrol-ngobrol, kadang Irene suka bertanya juga karena gak enak selalu saja Aidan yang memulai topik. Irene bertanya pola kuncinya apakah tanggal dia lahir, kelas berapa. Banyak banget yang sudah mereka obrolin, tentunya dalam waktu yang berbeda-beda alias bertahap. Bahkan saking seringnya mereka bertemu, Aidan suka minta anter ke toko buku, curhat masalah pribadinya, dan Aidan suka berusaha mencairkan suasana, karena Aidan tahu Irene itu orangnya agak pendiam. Tetapi lama kelamaan mereka berdua tidak canggung lagi, obrolan yang keluar pun sudah alami tak seperti awal-awal bertemu . dan juga mereka juga sudah tahu semua sisi dari sikap mereka.
Irene merasa senang sekali, walaupun mereka bukan sepasang kekasih tetapi mereka bisa deket, keduanya pun lebih nyaman dengan status ‘teman’ nya . karena dengan begitu Irene tidak melupakan teman-temannya disekolah, Aidan juga tidak melupakan pacarnya . Sangat beruntung karena pacar Aidan adalah orang yang baik dan tidak melarang Aidan untuk dekat dengan siapapun. Mereka saling dewasa dan percaya. Ital, Hayi, Cindy ,Irene , Aidan , Alice (pacar Aidan, dan sahabat-sahabat cowok Aidan Hang Out bersama.
Tak terbayang, hanya karena kejadian menemukan Hape, dan berusaha jujur. Irene mendapatkan balasan dengan bertambahnya teman-teman yang begitu baik dan pastinya membuat Irene percaya diri kembali .

SELESAI