Cerpen: Gara-gara Nemu HP
Gara-gara nemu HP
Begitu mudahnya bagi seorang
perempuan yang berparas cantik di sekolah dekat dengan anak laki-laki, sangat
populer sehingga setiap berjalan ke setiap sudut sekolah selalu saja ada yang
memanggil namanya. Tak hanya satu atau dua orang, semua anak-anak disekolah yang
cantik pasti seperti itu . membuat gadis pendiam yang bernama Irene yang masih
duduk di kelas 11 ini sering merasa tidak PD (Percaya Diri) atau bahkan iri
melihat teman-temannya yang cantik itu. Irene(dibaca Airin) memiliki fisik yang
terbilang biasa-biasa saja, dibilang jelek juga sepertinya tidak.
“ Rin, kamu deket sama cowok ga disekolah?” tanya Sang Ibu yang penasaran dan setengah menggoda
“ enggak deket sama cowok mah.”
“ Masa sih? Ngobrol pun ga pernah?”
“ Ya kalo ngobrol mah ngobrol, tapi ga ada yang deket.” Ujar
Irene menanggapi sang Ibu yang agak kaget.
Bagaimana bisa dekat dengan
cowok, Irene ini tipikal orang yang canggung berinteraksi dengan lawan jenis.
Tidak semua sih, ada beberapa yang mencoba mengajak ngobrol Irene, bisanya
orang-orang yang suka melucu/lawak dikelas. Tapi tetap saja yang seperti itu
hanyalah sebagian kecil, mungkin kalau di persen kan dikelas hanya ada 1% dari
24 orang murid cowok dikelas yang bisa membuat Irene tidak canggung ketika
mengobrol .
Merasa ingin
menumpahkan sesuatu yang ada dalam pikirannya , Irene suka berbagi perasaan
kepada temannya, salah satunya Ital .
“ Tal akumah suka iri tau ngeliat anak-anak cewek yang
cantik mesti gitu banyak yang suka. Minta nomer hape lah, nama facebook/
twitter, pin bb malah ada yang ngajak kenalan langsung.” Curhat Irene kepada
sahabatnya.
“ ya itumah biasa lah ngeliat fisik dulu, nggak serius,
hubungan kaya gitu ga akan lama”
“iyasih nggak bisa dipungkiri ketertarikan orang itu berasal
dari mata dulu baru turun ke hati, tapi tetep aja iri, mereka kan jadi punya
cerita-cerita indah masa sekolah buat dibagiin ke anaknya nanti.”
“ iya eh tapi ada loh yang walaupun gak cantik tapi bisa
punya pacar, aku juga aneh sama iri, kenapa orang bisa tapi kita gabisa ya?”
ucap Ital yang merasakan hal sama seperi Irene.
Kadang kita berfikir seperti itu,
mengapa orang yang tak cantik bisa dekat sama cowok bahkan punya pacar. Kita
tidak bisa kaitkan bahwa semua orang punya pasangan itu karena melihat fisik.
Banyak hal-hal yang mungkin lebih membuat nyaman hubungan ketimbang
memperlihatkan begitu cantik/gantengnya pasangan kita. Tetapi tetap saja, Irene
merasa bahwa alasan dia tidak punya pacar itu apa karena fisiknya yang
biasa-biasa saja.
Percuma berdo’a
meminta supaya kisah kita seperti di drama-drama kalo dalam kehidupan
sehari-hari tidak ada tindakan untuk mencapai apa yang kita inginkan itu. Dikelas,
di lingkungan rumah, bahkan di lingkungan
keluarga besar tetap saja Irene merasa canggung dengan lawan jenis. “
pengen rasanya ngelepasin ini semua, ga ada malu sksd(sok kenal sok deket)in
orang gitu.” Terkadang ingin sekali kisah hidup dia seperti kisah Ibunya dulu, Di
Keluarga, lingkungan rumah dulu, sekarang. Ibunya banyak teman, berhubungan
baik dengan orang-orang yang Ia temui.
Bahkan sejak Ibunya SMP sampai Kuliah ada aja yang naksir sama Ibu,
temen cowoknyapun banyak .
Jika
sedang ada waktu berkumpul dirumah, Sang Ibu tak pernah habis menceritakan
kisah-kisah masa sekolah sampai kuliahnya dulu “ Nih ya waktu Ibu SMP dulu,
masa Ibu ditaksir sama temennya Wa Efi padahal dia Akabri, calon Pejabat sampe
ngirim-ngirim surat ke sekolah terus ibu diledekin sama temen, wah si Ellin di
apelin sama akabri, gitu.” Blablabla cerita sang Ibu dengan semangat. Bahkan
sampai sekarang, Sang Ibu adalah tipikal orang yang Supel sehingga bisa
dibilang, siapa sih yang gak kenal Ibu Ellin.
―――
“ Sin sin, coba kita lagi jalan
gini eh ngeeeng~ ada kaka kelas ganteng ngajakin pulang bareng gitu ya haha.”
Khayal Irene memulai saat sedang jalan pulang untuk mencari angkutan umum
bareng teman-temannya.
“ ahahah drama banget itumah.” Respon
Cindy(Sindi) sambil tertawa
“ pengen banget ?? hwhwh.” Goda Ital sambil tertawa geli
Ketika sampai
di jalan raya mereka terpisah karena naik angkot yang berbeda , dikarenakan arah rumah mereka yang
berbeda. Ketika Irene menaiki angkot sekitar 10 menit kemudian ada cowok anak sekolah
(entah SMA atau SMK yang pasti warna seragamnya putih abu )yang turun, saat
angkot sudah mulai jalan dan menjauh dari
tempat turun anak cowok tersebut , Irene baru menyadari bahwa sepertinya Hape
Cowok tersebut tertinggal di angkot . Kalau Irene jadi cowok itu mungkin akan
merasa panik, dia membayangkan bukan masalah hapenya, tapi data-data yang ada
di dalamnya yang mungkin sangat penting.
Pada saat sebelum
cowok itu turun . Irene dan cowok
tersebut duduk bersebelahan tetapi mereka tidak saling lihat . yang cowok lihat
terus ke depan Irene hanya mendengarkan lagu di headsetnya..
“ wah, aku ga sempet liat mukanya
lagi, ya barangkali kalo sempet ngeliat mukanya tadi bisa gampang ngasihin ini
ke dia lagi, tapi aku ambil gak yah ini hape.?” Gumam Irene, bukan bermaksud
untuk diambil lalu dijual tapi, ingin mengembalikan kepada pemiliknya tapi Ia
masih bingung caranya bagaimana. “Oh iya mungkin bisa aku telpon kontak orang
tuanya. Lagian masih satu kota ini lah” Tanpa pikir panjang Irene mengambil
Hape itu.
Sesampainya dirumah, dia langsung
mengecek hape yang tadi Ia temukan di angkot
“ pasti tuh anak panik banget
hapenya ilang, langsung aku hubungin aja deh sekarang, lagian aku takut kalo ga
balik ke pemiliknya berarti nanti aku harus mempertanggung jawabkan ini di akherat, idih serem juga.”
Pikir Irene dan langsung membuka hapenya, tapi.... hapenya mati. Langsung irene
mengecek port casan-nya , untung saja
lubang portnya sama seperti hape
miliknya. Bergegas Ia cas hape itu. Sambil di cas, dinyalakanlah hape nya.
“apalagi iniiii, dikunci segala.
gimana aku mau ngehubungin orang tua si pemilik hape ini kalau hapenya
terkunci.” Cetus Irene.
Lalu Irene dengan
rasa cemas berencana untuk membawa hp itu setiap hari. Barangkali ketemu di
angkot walau dengan modal mengingat postur tubuhnya dari belakang.
*drett drett* suara getaran muncul saat Irene sedang menyiapkan
buku. Lalu Ia mengecek Hpnya . Tidak ada pemberitahuan apapun , ah pasti hape
tu cowok . Ternyata benar, getaran itu berasal dari HP yang sedang Ia cas , ada
telepon dari nomor yang belum ada nama kontaknya .
“ Ya halo Assalamu’allaikum. Ini
siapa ya?” ucap Irene saat mengangkat teleponnya
“ eh diangkat, ya halo
walaikumsallam. Gue Aidan yang punya
hape yang lagi lo pegang. Hape gue tadi kayanya ketinggalan diangkot ya. Gue
kira udah dicopot kartunya eh masih aktif, tolong dong balikin hape gue.”
Irene merasa agak canggung dan tak
terbiasa mendengar suara cowok
“ oh iya iya ini sengaja gue ambil
emang gue niatnya pengen gue kembaliin ,tadinya gue mau hubungin salah satu
kontak hape lu nih tapi lu lock.”
“ yaudah nanti kita ketemuan aja
dimana nih gue gatau lu anak mana lagi.”
“ dimana ya, gue ga terlalu tau
semua daerah disini lagi.”
Akhirnya si
cowok itu berinisiatif untuk ketemuan sepulang sekolah, Irene menanyakan pola
kunci hapenya tapi tak Ia kasih karena si cowok masih belum percaya sepenuhnya
maka dari itu Si cowok hanya menanyakan waktu pulang sekolah Irene , dia hanya
bilang besok akan menelpon lagi .
Disekolah Irene menceritakan
kepada temannya Ital, Cindy dan Hayi tentang
HP yang Ia temui .
“kalo cowoknya ganteng wih mantep
tuh.” Ujar Cindy
“tapi hati-hati juga barangkali
itu salah satu modus operasional kriminal, ntar kamu dibawa kemana-kemana lagi.”
Hayi memperingatkan
” iya kaya yang di film Taken, ganteng sok baik padahal agen
yang suka nyari-nyari mangsa buat Human
trafficing. Hih jaman sekarang mah harus pinter-pinter deh biar gak
terjebak sama yang kaya gitu-gitu.”
Timpal Ital.
Akhirnya sepulang
sekolah Irene berinisiatif untuk memberi tahu Aidan agar ketemuan disekolah nya
(Irene) saja . Ia berfikir kalau ada
apa-apa bisa minta tolong staff yang masih ada di sekolah. Tapi Ia lupa ketika
ingin memberi tahu. Hapenya masih terkunci -_-
Jam 16.45 Aidan menelpon lagi Ia
bilang ketemuannya mau dimana, Irene
bilang datang saja kesekolahnya tapi
Aidan tidak tau dimana letaknya . Aidan lalu menyuruh Irene mengaktifkan GPS di
HP nya (Aidan) .
“pola kuncinya dulu kayak gimana?
Gimana bisa aktifin GPS kalo hapenya terkunci.” Ujar Irene . “gambar dari angka
1-4-5-9-8.
ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡
Itu
pasti Aidan pikir Irene. Karena saat itu diluar dekat sekolah ada anak yang
memakai baju seragam lain
“Aidan bukan? Nih
hapenya.” Dengan tangan yang sedikit basah karena melihat Aidan
“oh lu, aduh syukur
banget gue hapenya ketemu. Makasih ya. Ngomong-ngomong... gue duluan ya, udah
sore nih. Makasih sekali lagi.” Balas Aidan
*deg deg deg*
Sangka Irene, Aidan mau nanya namanya
atau ngajakin bareng. Ternyata, Cuma bilang duluan. Walaupun begitu tetap saja
Irene deg-degan karena berbicara dengan lawan jenis apalagi ngomong sama Aidan
yang ganteng itu.
Besoknya disekolah
teman-temannya bertanya, kemarin ketemu gak, Rin? Dia modus gak? Ngajakin
pulang bareng gak? . semuanya bertanya
dengan bergantian.
“Iya ketemu,
ganteng tau.. modus? ngajakin bareng? Boro-boro kemaren singkat banget dia
langsung pulang cuma bilang duluan. Bahkan dia gak nanya nama aku siapa.” Jawab
Irene. Irene berpikir setidak menariknya kah dirinya, ah semua itu sudah biasa
Irene rasakan, walaupun sedih tapi tidak akan berujung lama. Irene mencoba
untuk berpikir positif , Irene juga pasti akan takut kalau orang baru kenal
udah ngajakin pulang bareng, nanyain alamat rumah, minta nomer hape dll.
Walaupun ganteng tetapi bukankah jika begitu seperti ada yang sedang
“dirancanakan”
“ Gapapa Rin, Kalo
dia anak baik-baik, dia ga akan agresif sama orang baru kenal. Kalo misalnya
kamu suka sama dia tenang aja, jodoh mah ga akan kemana.” Hibur teman-temannya
.
“ Haha apaan sih,
suka juga karna ganteng doang bukan pengen pacaran .” Jawab Irene kepada
temannya sambil tertawa.
ã…¡ã…¡ã…¡
Benar
memang kalo jodoh ga akan kemana. Setelah Irene mengembalikan HP kepada Aidan,
mereka jadi sering bertemu, di angkot, di jalan, di mall dan tempat lainnya.
Aidan yang suka menyapa duluan, bilang makasih, nanya nama, ngobrol-ngobrol,
kadang Irene suka bertanya juga karena gak enak selalu saja Aidan yang memulai
topik. Irene bertanya pola kuncinya apakah tanggal dia lahir, kelas berapa.
Banyak banget yang sudah mereka obrolin, tentunya dalam waktu yang berbeda-beda
alias bertahap. Bahkan saking seringnya mereka bertemu, Aidan suka minta anter
ke toko buku, curhat masalah pribadinya, dan Aidan suka berusaha mencairkan
suasana, karena Aidan tahu Irene itu orangnya agak pendiam. Tetapi lama
kelamaan mereka berdua tidak canggung lagi, obrolan yang keluar pun sudah alami
tak seperti awal-awal bertemu . dan juga mereka juga sudah tahu semua sisi dari
sikap mereka.
Irene
merasa senang sekali, walaupun mereka bukan sepasang kekasih tetapi mereka bisa
deket, keduanya pun lebih nyaman dengan status ‘teman’ nya . karena dengan
begitu Irene tidak melupakan teman-temannya disekolah, Aidan juga tidak
melupakan pacarnya . Sangat beruntung karena pacar Aidan adalah orang yang baik
dan tidak melarang Aidan untuk dekat dengan siapapun. Mereka saling dewasa dan
percaya. Ital, Hayi, Cindy ,Irene , Aidan , Alice (pacar Aidan, dan
sahabat-sahabat cowok Aidan Hang Out
bersama.
Tak
terbayang, hanya karena kejadian menemukan Hape, dan berusaha jujur. Irene
mendapatkan balasan dengan bertambahnya teman-teman yang begitu baik dan
pastinya membuat Irene percaya diri kembali .
SELESAI